MANAJEMEN DAN ORGANISASI
1 . MANAJEMEN
Definisi tentang
manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti Fayol , Terry , Taylor adalah
berbeda – beda , tetapi pada pokoknya semua ini mempunyai
pengertian yang sama . perbedaan yang ada hanyalah terletak pada bagian latar
belakang keahlian masing – masing . sehingga tinjauan manajemennya berasal dari
segi yang berbeda – beda .
Berikut ini adalah
definisi tentang manajemen yang diberikan oleh Prof. Oei Liang Lee
Manajemen adalah il,u
dan seni merencanakan , mengorganisasian , mengarahkan , mengkoordinasikan
serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat –alat untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan .
2. LATAR BELAKANG
SEJARAH MANAJEMEN .
Gerakan manajemen ilmiah
: perusahaan yang ingin maju selalu berusaha mendapatkan cara – cara yang
efisien untuk mengelola produktivitas dan pada saat yang sama menurunkan biaya
produksi . sebelum tahun 1880 , pengelolaan perusahaan pada umumnya dipandang
suatu cara yang biasa , apa adanya , jika tidak dianggap suatu seni . tetapi
pada sekitar tahun 1885 , Frederick W Taylor ( 1856 – 1915 ) merupakan salah
satu orang yang pertama kali mempelajari metode kerja .
Sejak pemunculan bukunya
tahun 1911 , Taylor dikenal sebagai bapak dari gerakan manajemen ilmiah . buku
yang diterbitkannya berjudul ‘ the principle of scientific management ‘ . dalam
bukunya taylor mengemukakan beberapa prinsip manajemen ilmiah untuk
melakukan pekerjaan dengan efisien . prinsip – prinsip tersebut adalah :
· Semua pekerjaan dapat di
observasi dan di analisis guna menentukan satu cara terbaik untuk
menyelsaikannya .
· Orang yang tepat untuk
memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah .
· Kita dapat menjamin
bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan menggaji pemegang jabatan dengan
dasar insentif , yaitu menyamakan gaji dengan hasil kerjanya .
· Menempatkan manajer
dalam perencanaan , persiapan dan pemeriksaan pekerjaan .
Taylor mengadakan sebuah
eksperimen menentukan standard kerja . dalam salah satu eksperimennya ia
melatih seorang buruh pengam]]
bil bahan besi , yang
dapat meningkatkan beban tonase 12,5 ton menjadi 47,5 ton per hari . taylor
juga mepelopori penelitian tentang pengukuran- waktu-kerja . menurutnya ,
pengolahan yang menghemat tenaga kerja atau produksi massa akan kurang berarti
jika pengolahannya tidak dapat terus melakukan perbaikkan atau penyempurnaan
dari segi teknis .
Penelitian dan buku
Taylor itu telah membuktikan bahwa manajemen dapat dipelajari secara ilmiah
oleh siapapun .
REFERENSI : BUKU PENGANTAR BISNIS MODERN , Oleh : DR. BASU SWASTHA
DH.,SE.,MBA. DAN IBNU SUKOTJO W. SE.
2 . ORGANISASI
A . Definisi dan Pengertian Organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang
secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen,
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen
(unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
B . PENTINGNYA MENGENAL ORGANISASI
Pentingnya
Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang
penggunaan istilah yang berhubugnan dengan ”seperangkat aturan/ norma yang
berfungsi untuk anggota masyarakatnya”. Istilah untuk menyebutkan seperangkat
aturan/ norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua
istilah yang digunakan, yaitu ”social institution” dan ”lembaga
kemasyarakatan”. Mana yang benar? Tentu semunya tidak ada yang salah, semuanya
benar. Hanya saja ada perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah
”social institution” pada umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan
sistem nilai-nya. Sedangkan pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah
lembaga kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan
menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan sekaligus abstrak. Pada
tulisan ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk
mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum sosiologi
yang berlaku saat ini.
Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang
dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial
berawal dari individu yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan
yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan
sebagai sebagai Pranata sosial.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga
apabila norma tersebut :
1. Diketahui
2. Dipahami dan dimengerti
3. Ditaati
4. Dihargai
Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan
Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun
memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai
pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan
perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan,
tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki
wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga
sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah
lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi,
ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social
institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain
adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman)
yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini
tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini
lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena
pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung
pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut.
Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan
sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan Leopold von Wiese dan
Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya. Menurut mereka, lembaga
kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari proses- proses hubungan
antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara
hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya. Selain itu, seorang sosiolog
yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut kebudayaan.
Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan
sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan
lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial. Fungsi-fungsi tersebut
antara lain: a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap
dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan
pokok. b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan. c. Memberi
pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah
laku para anggotanya.
Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata
cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap
masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini
disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada
adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada
adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang
tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi
daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya
organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar
anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan
gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu
organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki
beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu.
Diantaranya ádalah:
1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang
telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan
operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan
kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui
oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas
berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi,
maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya
memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah
disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan
kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana
tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut
tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam
kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan
dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan,
akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan
bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian
menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki
sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise,
imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan
terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat
bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak
fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan
pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat
dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat
eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak
terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti
makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi
formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan
terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan
organisasi sekunder menurut Hicks:
· Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan
secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan
ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak.
Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
· Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang
bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak
bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena
dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya.
Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan
calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya.
sumber :
C . BENTUK – BENTUK ORGANISASI
dalam suatu organisasi dengan segala aktivitasnya . sebenarnya
bentuk struktur organisasi banyak sekali bentuknya , tetapi pada pokoknya
terdapat empat yaitu , : organisasi garis ( line organization ) , organisasi
garis dan staf ( line and staf organization ) , organisasi fungsional (
fungsional organization ) .
1 . Organisasi garis ,
suatu bentuk organisasi yang didalamnya merupakan garis
wewenang yang saling menghubungkan langsung sacara vertikal antara pimpinan dan
bawahan. Pada organisasi ini garis bersama dari kekuasaan dan tanggung jawab
yang bercabang pada setiap tingkat pimpinan mulai dari tingkat yang teratas
sampai tingkat yang terbawah. Dalam organisasi ini seseorang atau bawahan hanya
bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja.
Keburukan pada Struktur Organisasi Garis :
1. Tugas Pokok orang-orang sering dinomor duakan.Kurangnya seorang
pimpinan perusahaan yang cakap dan berpengetahuan luas.
2. Adanya kecenderungan seorang pimpinan untuk bertindak
otoriter/diktator.
3. Persaingan tidak sehat antara pejabat satu dengan pejabat yang
lain.
4. Dalam pengembangan suatu bawahan kurang mendapat perhatian, karena
mereka tidak pernah di ikutsertakan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan.
Sedangkan keuntungan dari organisasi ini :
1. Kesatuan pimpinan dalam satu tangan
2. Pengambilan keputusan cepat
3. Garis pimpinan tegas
4. Pengendalian secara ketat dapat dilaksanakan
2. ORGANISASI GARIS DAN STAF
Organisasi dan staf ini merupakan kombinasi yang diambilkan dari
keuntungan – keuntungan adanya pengawasan secara langsung dan spesialisasi
dalam perusahaan .
Kebaikan organisasi garis dan staf :
· Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap tugas
khusus di luar bagiannya .
· Staf dapat membantu untuk menguasai berbagai persoalan sehingga
akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja .
· Staff dapat mendidik para petugas .
· Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan aliran
kekuasaan dengan jelas .
Keburukan organisasi garis dan staf :
· Kadang – kadang staf tidak lagi member saran tapi memerintah
, sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer pada bagian yang
bersangkutan .
· Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih percaya pada
staf daripada pada atasannya .
· Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak
membuahkan hasil .
3.ORGANISASI FUNGSIONAL
Dalam organisasi fungsional , masing – masing manajer adalah
seorang spesialis atau ahli dan masing – masing bawahan mempunyai pimpinan .
manajer memiliki kekuasaan penuh untk menjalankan fungsi – fungsi yang menjadi
tanggung jawabnya . jadi bentuk ini menekankan pada pembagian fungsi .
Kebaikan organisasi fungsional
· Masing – masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam
bidangnya , sehingga terdapat keserasian antara tugas dan keahliannya .
· Tugas para manajer lebih ringan dngan adanya pembagian fungsi .
Keburukan organisasi fungsional
· Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan pimpinan dan
perintah .
· Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan .
· Kesulitan yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi .
· Kurangnya koordinir sering menimbulkan perselisihan diantara para
manajer .
REFERENSI : BUKU PENGANTAR BISNIS MODERN , Oleh : DR. BASU SWASTHA
DH.,SE.,MBA. DAN IBNU SUKOTJO W. SE.
D . PRINSIP – PRINSIP ORGANISASI
1. Kerakyatan, yakni suatu gerakan yang berbasis pada kekuatan masa
Rakyat
2. Solidaritas, yakni mengutamakan solidaritas bersama dan
keselarasan peran antarpihak baik internal mupun dengan pihak-pihak luar.
3. Progresif, yakni terus-menerus mengejar capaian yang lebih baik
dan berkesinambungan dalam penguatan masyarakat lokal yang otonom.
4. Aksesibilitas, yakni kemudahan untuk mengakses bagi semua pihak
yang membutuhkan pelayanan.
5. Keragaman isu dan kewilayahan, dengan kriteria: keadilan,
kebutuhan, layak dijalankan dan memberi dampak bagi perubahan yang lebih besar
6. Pelayanan yang bersifat paritisipatoris, terbuka, kesertaan semua
anggota, tanggung gugat, mudah dijangkau, peka jender, kesetaraan dan mendorong
kemandirian anggota yang dilayani.
7. Desentralisasi, yakni model kelembagaan dan pelayanan harus
menyebar di berbagai wilayah.
8. Independensi, yakni memiliki sikap yang mandiri dan tegas untuk
tidak bisa diintervensi oleh kepentingan manapun
9. Dibangunnya mekanisme pengambilan keputusan yang berorientasi pada
tali mandat konstituen.
10.Memperhatikan perspektif hak asasi manusia, gender, anak,
lingkungan, dan perspektif lainnya yang sesuai dengan perkembangan rasa
keadilan di dalam masyarakat.
11. Swadaya, yakni mengutamakan pemanfaatan sumberdaya internal untuk
pengembangan kapasitas gerakan sosial dan politik.
12. Membuka diri terhadap semua pihak yang memiliki visi, misi, tujuan
dan sejalan untuk terlibat dalam organisasi
E. KETERAMPILAN MANAJEMEN YANG DIBUTUHKAN
Berkas:Keterampilan
manajemen.jpg
Tak tersedia resolusi yang lebih tinggi.
Ringkasan
Gambar ini menunjukan keterampilan yang
dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya. Manajer yang berada di tingkat
paling atas, atau disebut top manager, lebih membutuhkan keterampilan
konseptual dibanding keterampilan lainnya. Manajemen paling bawah lebih
memerlukan keterampilan teknikal seperti akuntansi, komputer, atau keterampilan
memperbaiki mesin. Keterampilan ketiga, yaitu keterampilan berkomunikasi,
dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen
F. SEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN ORGANISASI
Faktor-faktor keberhasilan usaha :
1. Komitmen tinggi
2. Motivasi yang kuat
3. Kejujuran
4. Berani mengambil resiko
5. Perencanaan yang matang
6. Keputusan yang tepat
7. Manajemen yang baik
8. Keterampilan mengelola usaha
9. Keterampilan teknis
10. Pengetahuan tentang jenis usaha
11. Lokasi usaha yang strategis
12. Produk yang berkualitas
13. Keuangan/permodalan cukup
Faktor-faktor kegagalan usaha :
1. Perencanaan kurang matang
2. Kurang modal
3. Bakat tidak cocok
4. Lemahnya pemasaran
5. Kualitas manajemen rendah
6. Kurang pengalaman dalam bidang usaha
7. Tidak memiliki etos kerja tinggi
8. Tidak memiliki semangat berwirausaha
9. Lokasi tidak strategis
10. Produk ketinggalan jaman
11. Bencana alam
1. Komitmen tinggi
2. Motivasi yang kuat
3. Kejujuran
4. Berani mengambil resiko
5. Perencanaan yang matang
6. Keputusan yang tepat
7. Manajemen yang baik
8. Keterampilan mengelola usaha
9. Keterampilan teknis
10. Pengetahuan tentang jenis usaha
11. Lokasi usaha yang strategis
12. Produk yang berkualitas
13. Keuangan/permodalan cukup
Faktor-faktor kegagalan usaha :
1. Perencanaan kurang matang
2. Kurang modal
3. Bakat tidak cocok
4. Lemahnya pemasaran
5. Kualitas manajemen rendah
6. Kurang pengalaman dalam bidang usaha
7. Tidak memiliki etos kerja tinggi
8. Tidak memiliki semangat berwirausaha
9. Lokasi tidak strategis
10. Produk ketinggalan jaman
11. Bencana alam
Referensi : BUKU
PENGANTAR BISNIS MODERN , Oleh : DR. BASU SWASTHA DH.,SE.,MBA. DAN IBNU SUKOTJO
W. SE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar